Widget HTML #1

Kerangka Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Contoh Bentuk Soal AKM

Kerangka Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

INFO DAPODIK & PENDIDIKAN. AKM bertujuan untuk mengukur kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.

AKM menghasilkan peta kecakapan tentang literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi peserta didik yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di satuan pendidikan. 

Dengan adanya AKM, peserta didik dapat meningkatkan kecakapan literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi, merangsang peserta didik untuk berpikir kritis, dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan beragam konteks.

Pengertian AKM

Berbagai studi menegaskan bahwa era modern membutuhkan lebih dari sekadar pemahaman konsep. 

Kecakapan dalam menerapkan pengetahuan konseptual, kecakapan berpikir tingkat tinggi, dan kecakapan dalam berkomunikasi merupakan aspek kunci dalam menghadapi kebutuhan modern yang semakin kompleks (Ananiadou & Claro, 2009; de Lange, 2006, Grek, 2009; Partnership for the 21st Century Skills, 2002). 

Pandangan tersebut sejalan dengan gagasan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melalui Programme for International Student Assessment (PISA). 

Sebagai suatu program asesmen skala besar, PISA tidak bertujuan untuk mengukur penguasaan siswa akan materi kurikulum sekolah melainkan lebih fokus pada menilai kecakapan individu dalam menerapkan kecakapan di berbagai situasi dunia nyata (Grek, 2009; OECD, 1999). 

PISA dilandasi pandangan pragmatis tentang pendidikan, yaitu mempersiapkan individu untuk belajar sepanjang hayat.

Oleh karena itu, PISA memberikan perhatian tinggi pada situasi masalah dunia nyata dan kapasitas individu siswa untuk memasuki dunia kerja dengan kecakapan inti (core skills) yang mencakup literasi dan numerasi (OECD, 2003).

Literasi dan numerasi tersebut selanjutnya menjadi aspek yang diukur pada PISA yang selanjutnya dikenal dengan literasi membaca, literasi matematika, dan literasi sains.

Perhatian tinggi masyarakat global terhadap literasi dan numerasi (literasi matematika) sebagai kecakapan inti (core skills) yang perlu dikuasai individu direspon pemerintah Indonesia dengan program Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). 

AKM menanggapi kebutuhan global saat ini bahwa peserta didik diharapkan mampu beradaptasi dengan dunia yang cepat berubah dan berpartisipasi aktif di masyarakat. 

Oleh karena itu, peserta didik perlu menjadi pembelajar sepanjang hayat. 

Dua kemampuan yang menentukan kecakapan seseorang untuk belajar sepanjang hayat adalah kompetensi literasi membaca atau literasi matematika, yang sering disebut numerasi. 

Dua kompetensi ini penting karena peserta didik perlu mengembangkan keterampilan logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan untuk memahami, memilah, dan menggunakan informasi secara kritis. 

Melalui AKM, peserta didik berlatih meningkatkan kecakapan literasi dan numerasinya dengan menyelesaikan masalah-masalah dengan beragam konteks.

Dua kecakapan ini terus dikembangkan peserta didik sepanjang hayat melalui interaksinya dengan lingkungan dan komunitas masyarakat yang lebih luas.

Komponen AKM

Untuk memastikan AKM mengukur kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan dan sesuai dengan pengertian literasi membaca dan literasi matematika-numerasi yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya. 

Soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu, tetapi berbagai konten, tingkat kognitif, dan konteks. 

Konten pada literasi membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok, yaitu teks informasi dan teks fiksi.

Pada literasi matematika-numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu bilangan, geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar.

Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. 

Proses kognitif pada literasi membaca dan literasi matematika-numerasi dibedakan menjadi tiga level. 

Pada literasi membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, menafsirkan dan mengintegrasikan informasi, serta mengevaluasi dan merefleksi informasi.

Pada literasi matematika-numerasi, ketiga level tersebut adalah knowing (pengetahuan dan pemahaman), applying (penerapan), dan reasoning (penalaran). 

Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. 

Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

Bentuk Soal AKM

Bentuk soal AKM bervariasi, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan esai atau uraian.

Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban.

Peserta didik diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban benar dari beberapa pilihan jawaban yang disediakan. 

Jumlah pilihan jawaban disesuaikan dengan jenjangnya.

Pilihan Ganda Kompleks

Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pernyataan yang harus dipilih atau direspons. 

Pernyataan-pernyataan atau pilihan-pilihan jawaban harus merupakan satu kesatuan konsep/ rincian kompetensi. 

Ada 2 (dua) model soal pilihan ganda kompleks yang digunakan dalam AKM yaitu sebagai berikut:

  • Peserta didik memilih pada kotak atau kolom yang disediakan di depan setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal.
  • Peserta didik memilih pada kolom Ya/ Tidak, Benar/ Salah, atau kategori lain di belakang setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal.

Menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan mengukur kemampuan peserta didik dalam mencocokkan dan menghubungkan antardua pernyataan yang disediakan.

Soal ini terdiri atas dua lajur. 

Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur kedua (sebelah kanan) berupa jawaban.

Isian atau Jawaban Singkat

Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta didik untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol.

Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara itu soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.

Uraian

Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. 

Pada soal uraian disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam pemberian skor. 

Jawaban peserta didik akan diskor berdasarkan kompleksitas jawaban.

Pemberian skor soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan isian/ uraian singkat dilakukan secara objektif. 

Sementara itu, untuk soal uraian, penskoran dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada pedoman penskoran. 

Pedoman penskoran dibuat oleh penulis soal ketika menulis soal.

Ketentuan lebih rinci terkait bentuk soal, kaidah penulisan soal, dan pedoman penskoran dapat dilihat di bawah ini.

Lihat Kaidah

Contoh Bentuk-Bentuk Soal AKM

Berikut ini adalah contoh bentuk-bentuk soal AKM:

Diagram pohon berikut menunjukkan struktur angkatan kerja atau “populasi usia kerja” suatu negara. Jumlah penduduk total negara itu pada tahun 1995 adalah ± 3,4 juta jiwa.

Kerangka Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Diagram Pohon

Gunakan informasi tentang tenaga kerja suatu negara tersebut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

Contoh Soal Pilihan Ganda

TENAGA KERJA

Populasi usia-kerja dikelompokkan ke dalam dua grup utama yang mana?

A. Bekerja dan tidak bekerja.

B. Usia kerja dan bukan usia kerja.

C. Pekerja penuh-waktu dan pekerja paruh-waktu.

D. Di dalam angkatan kerja dan tidak dalam angkatan kerja.

Contoh Soal Jawaban Singkat

TENAGA KERJA

Berapa orang yang tergolong usia kerja yang tidak berada di dalam angkatan kerja?

(Tuliskan jumlah orangnya, bukan persentasenya).

..............................................................................................................

Contoh Soal Pilihan Ganda Kompleks

TENAGA KERJA

Pada bagian diagram pohon yang mana, jika ada, orang-orang di bawah ini akan dikelompokkan?

Beri tanda centang (v) pada kotak di setiap pernyataan dalam tabel.

Kerangka Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Yang pertama telah dikerjakan sebagai contoh.

TENAGA KERJA

Umpamakan informasi tentang angkatan kerja disajikan dalam diagram pohon seperti ini setiap tahun.

Di bawah ini adalah daftar empat ciri dari diagram pohon. 

Nyatakan apakah Anda merasa ciri-ciri itu akan berubah dari tahun ke tahun dengan memberi tanda centang (v) pada kolom “Berubah” atau “Tidak berubah”.

Kerangka Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Yang pertama telah dikerjakan sebagai contoh.

Contoh Soal Uraian

Informasi mengenai struktur angkatan kerja telah disajikan dalam bentuk diagram pohon, tetapi dapat juga disajikan dengan cara lain, seperti deskripsi tertulis, diagram lingkaran, grafik, atau tabel.

Mengapa diagram pohon dipilih dalam menyampaikan informasi tersebut?

Jelaskan jawabanmu!

...........................................................................................................

...........................................................................................................

Demikianlah informasi tentang Kerangka Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Contoh Bentuk Soal AKM, semoga dapat membantu dalam memaknai hasil AKM di Satuan Pendidikan.

Terima Kasih.

Salam Satu Data Pendidikan Indonesia.

Post a Comment for "Kerangka Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Contoh Bentuk Soal AKM"