Widget HTML #1

Pengertian Komunikasi Non Verbal dan Penjelasan Lengkapnya

Komunikasi Non Verbal


INFO DAPODIK & PENDIDIKAN - Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata atau pun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language

Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol.

Pengertian Komunikasi Non Verbal

Komunikasi Non Verbal memiliki beberapa pengertian, antara lain merupakan sebuah proses interaksi sosial antara dua atau lebih individu yang mencoba saling mempengaruhi dalam hal ide, sikap, pengetahuan, dan tingkah laku. 

Selain itu komunikasi juga di definisikan sebagai proses memberitahukan dan menyebarkan pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi, agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama.

Para ahli di bidang komunikasi non verbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi non lisan. 

Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. 

Komunikasi non verbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal atau pun nonverbal.

Sejak lahir hingga akhir hayat manusia, komunikasi non verbal merupakan sistem simbol yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. 

Bayi mulai memahami kata-kata ketika umur 6 bulan, akan tetapi sebelum usia tersebut sebenarnya ia sudah mengerti komunikasi non verbal. 

Walaupun komunikasi non verbal bersifat omnipresent (ada di mana-mana) namun ia merupakan resep penting dalam interaksi manusia.

Komunikasi nonverbal adalah cara dasar untuk menyatakan apa yang dipikirkan dan dirasa seseorang. 

Tindakan Komunikasi Non Verbal

Untuk itu, ada beberapa penggunaan tindakan non verbal yang penting untuk disebutkan, yaitu sebagai berikut:

Mengartikan Keadaan Internal

Komunikasi non verbal merupakan media untuk mengekspresikan emosi dan juga informasi yang spesifik.

Seperti yang dikatakan Morreale, Spitzberg dan Barge bahwa “Manusia menggunakan pesan non verbal untuk menjelaskan keadaan sosial dan emosi dari hubungan dan interaksi.

Menciptakan Kesan

Komunikasi non verbal penting karena dapat menciptakan kesan. 

Misalnya dengan memperhatikan penampilan ketika hendak melakukan sesuatu, seperti hendak wawancara atau kencan penting dan lain-lain. 

Dan bagaimana cara kita menilai orang dari warna kulit, usia, gender, ekspresi wajah, cara berpakaian dan aksen dan bahkan cara berjabat tangan adalah salah satu peran penting dari komunikasi nonverbal dalam menciptakan kesan.

Mengatur Interaksi

Tindakan non verbal baik disengaja atau pun tidak dapat memberikan petunjuk mengenai percakapan kita yakni tentang bagaimana seseorang memulai percakapan dan mengakhiri pembicaraan atau bagaimana urutan atau giliran berbicara dan bagaimana seseorang dapat memiliki kesempatan berbicara dan lain sebagainya.

Batasan, Proses serta Peranan Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal meliputi semua stimulus non verbal dalam sebuah situasi komunikasi yang dihasilkan, baik oleh sumbernya maupun penggunanya dalam lingkungan dan yang memiliki nilai pesan yang potensial untuk menjadi sumber atau penerima. 

Adapun batasan, proses serta peranannya dapat disederhanakan sebagai berikut:

Pesan yang disengaja dan yang tidak disengaja

Terkadang kita mengirimkan pesan non verbal secara tidak sengaja, misalnya mengerutkan dahi karena silaunya matahari, mungkin membuat seseorang salah mengerti bahwa anda marah.

Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Komunikasi non verbal merupakan aktivitas multidimensi artinya komunikasi non verbal tidak terjadi sendiri, namun biasanya dengan pesan verbal, misalnya tindakan menggeleng disertai dengan kata-kata tidak dan lain sebagainya.


Karena pembelajaran komunikasi non verbal sudah menjadi bagian dari “budaya popular” maka akan dibahas beberapa masalah penting dan konsep yang potensial tentang komunikasi non verbal ini, yaitu sebagai berikut:

Komunikasi Nonverbal dapat Bersifat Ambigu

Terkait dengan pesan yang disengaja dan tidak disengaja, kita perlu menyadari bahwa komunikasi nonverbal dapat memiliki derajat ambiguitas –bermakna ganda- dimana tindakan nonverbal yang kita ekpresikan dapat ditafsirkan berbeda oleh orang lain. 

Sebagian ambiguitas ini terjadi karena komunikasi non verbal berdasarkan konteks.

Misalnya ketika kita sedang berjalan dan tiba-tiba seseorang menyenggol kita dari arah belakang dan untuk motif nya kita sendiri tidak bisa langsung mengetahui apakah hal tersebut merupakan tindakan yang disengaja atau tidak.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal dapat dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya: latar belakang budaya, latar belakang sosial ekonomi, pendidikan, gender, usia, dan juga kecenderungan pribadi. 

Artinya tidak semua orang dalam budaya tertentu melakukan tindakan non verbal yang sama.

Komunikasi Non Verbal Bersifat Kontekstual

Situasi atau informasi yang berbeda akan menghasilkan pesan non verbal yang berbeda pula. 

Misalnya bagaimana kita bertingkah laku ketika sedang berada di rumah akan berbeda dengan tindakan yang kita lakukan ketika sedang berada di tempat umum, dan lain sebagainya.

Komunikasi non verbal (non verbal communicarion) menempati porsi penting. 

Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. 

Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. 

Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.

Bentuk Komunikasi Non Verbal

Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari 7 (tujuh) macam yaitu sebagai berikut:

Komunikasi Visual

Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambang-lambang, atau simbol-simbol.

Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar. 

Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar.

Komunikasi Sentuhan

Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal sering disebut Haptik. 

Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus-ngelus, sentuhan di punggung dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/ tujuan tertentu dari orang yang menyentuhnya.

Komunikasi Gerakan Tubuh

Kinesik atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non verbal, seperti, melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. 

Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan. 

Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata. 

Seperti menganggukkan kepala berarti setuju.

Komunikasi Lingkungan

Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau merasakannya. 

Contoh: jarak, ruang, temperatur dan warna. 

Ketika seseorang menyebutkan bahwa ”jaraknya sangat jauh”, ”ruangan ini kotor”, ”lingkungannya panas” dan lain-lain, berarti seseorang tersebut menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut.

Komunikasi Penciuman

Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu pesan/ informasi melalui aroma yang dapat dihirup oleh indera penciuman. 

Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang tidak akan memahami bahwa parfum tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali.

Komunikasi Penampilan

Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan penampilan yang menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. 

Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. 

Tetapi orang akan menerima pesan berupa tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak rapih, kotor dan lain-lain).

Komunikasi Citrasa

Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana penyampaian suatu pesan/ informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. 

Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain, apabila makanan tersebut telah memakan/ meminumnya. 

Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa dari makanan/ minuman tadi menyampaikan suatu maksud atau makna

Fungsi Komunikasi Non Verbal

Berikut beberapa fungsi dari komunikasi non verbal, yaitu diantaranya:

Repetisi

Perilaku non verbal dapat mengulangi perilaku verbal. 

Misalnya, Anda menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.

Subtitusi

Perilaku non verbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa berinteraksi dengan orang lain. 

Misalnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata pun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").

Isyarat non verbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.

Kontradiksi

Perilaku non verbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal. 

Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.

Aksentuasi

Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. 

Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. 

Isyarat non verbal tersebut disebut affect display.

Komplemen

Perilaku non verbal dapat meregulasi perilaku verbal. 

Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliah nya.

Klasifikasi Komunikasi Non Verbal

Pesan yang dihasilkan oleh setiap kategori tidak berdiri sendiri, namun hadir bersamaan dengan pesan dari kategori yang lain yakni seperti pesan verbal, konteks, dan manusia sebagai penerima pesan.

Banyak klasifikasi membagi pesan non verbal ke dalam 2 (dua) kategori komprehensif yaitu yang dihasilkan oleh tubuh (penampilan, gerakan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, dan para bahasa) dan hal-hal seperti ruang lingkup (tempat, waktu dan sikap diam).

Perilaku Tubuh

Komunikasi non verbal yang dihasilkan oleh pengaruh tubuh ini antara lain mencakup:

  • Pengaruh penampilan yakni kekuatan komunikasi untuk mendekatkan atau menjauhkan orang lain berasal dari bagaimana kita ber-penampilan juga dari bahasa yang kita pergunakan,
  • Menilai keindahan artinya apa yang dianggap indah pada suatu budaya belum tentu bagi budaya lainnya,
  • Pesan dari warna kulit yang bisa dijadikan penanda ras,
  • Pesan dari pakaian, selain sebagai pelindung pakaian juga bentuk komunikasi. Pakaian dapat digunakan untuk menampilkan status ekonomi, pendidikan, status sosial, standar moral, dan lain sebagainya.
  • Gerakan tubuh (kinesik) yaitu bagaimana manusia berdiri, duduk dan berjalan memiliki pesan non verbal yang kuat atau juga dengan menyilangkan jari, mengacungkan jempol ke atas atau ke bawah, membuat lingkaran dengan tangan, menunjuk seseorang dan lain sebagainya, dapat memberikan arti tertentu sesuai konteksnya,
  • Postur, postur sama pentingnya dengan wajah dalam menyatakan emosi seperti rasa takut. Di Jepang bungkuk kan yang sangat dalam menandakan rasa hormat.

Ekspresi wajah

Bayi pun sebelum mengenal kata-kata pada usia 6 bulan sudah mampu membedakan ekspresi dengan melihat perubahan wajah orang tuanya.

Kontak Mata dan Tatapan

Mata sangat penting dalam komunikasi. 

Bahkan kalau di Amerika Serikat kurangnya kontak mata antara pasien dan penyedia jasa kesehatan akan menimbulkan protes atau komplain. 

Budaya yang menggunakan kontak mata langsung antara lain seperti: Negara-negara Timur Tengah, Perancis, Jerman, dan lain-lain. 

Sedangkan budaya yang menggunakan kontak mata sedikit antara lain seperti Korea, Jepang, Afrika, Pribumi Amerika, India Timur, dan lain-lain.

Sentuhan

Sentuhan pun merupakan sarana komunikasi baik disentuh mau pun menyentuh suatu objek tertentu.

Parabahasa

Nada suara manusia lebih dahsyat dari dawai atau seruling untuk menggerakkan jiwa terutama dalam 3 (tiga) kategori berikut: 

  • Kualitas vocal, 
  • Karakteristik vocal dan 
  • Pembeda vokal

Ruang dan Jarak

Budaya memiliki pandangan dan penggunaan yang berbeda terhadap ruang gerak pribadi, tempat duduk dan pengaturan perabotan (mebel).

Waktu

Kita dapat memahami nilai budaya mengenai waktu dengan mempelajari bagaimana anggota suatu budaya memandang waktu seperti kecepatan dan ketepatan nya terhadap waktu yang sangat jarang diajarkan secara eksplisit, melainkan berjalan di bawah alam sadar. 

Suatu konsepsi budaya mengenai waktu dapat diuji dari 3 (tiga) perspektif berbeda:

  • Waktu informal,
  • Persepsi mengenai masa lalu, masa kini, dan masa depan,
  • Klasifikasi monocronic dan polychronic milik Hall.

Sikap Diam

Peribahasa Afrika menyatakan “Dalam diam kita dapat berkata-kata” artinya sikap diam dapat mengirimkan petunjuk non verbal mengenai situasi komunikasi dimana anda berpartisipasi.

Sikap diam juga membantu menyediakan umpan balik, menginformasikan baik penerima mau pun pengirim mengenai kejelasan ide atau pentingnya hal tersebut dalam interaksi interpersonal secara keseluruhan.

Penggunaan keheningan ini juga bervariasi dari satu budaya dengan budaya lainnya. 

Misalnya di Inggris, sikap diam akan diartikan sebagai ke-tidakyakinan, sedangkan di Igbo dianggap sebagai suatu penolakan.

Pentingnya Komunikasi Non Verbal dalam Kehidupan Sehari-hari

Komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat penting. 

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976):

Faktor-faktor non-verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.

Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan non verbal. 

Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak membaca pikiran-pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk non-verbal. 

Menurut Birdwhistell tidak lebih dari 30%-35% makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata, dan sisanya dilakukan dengan pesan non-verbal.

Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non verbal ketimbang pesan verbal.

Menurut Mahrabian (1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat di-komunikasi-kan dengan kata-kata. 

Selebihnya, 38% di-komunikasi-kan lewat suara, dan 55% di-komunikasi-kan melalui ungkapan wajah (senyum, kontak mata, dan sebagainya).

Pesan non verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan.

Pesan non verbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. 

Misalnya sejak zaman prasejarah, wanita selalu mengatakan “tidak” dengan lambing verbal, tetapi pria jarang tertipu. 

Mereka tahu ketika “tidak” diucapkan, seluruh anggota tubuhnya menyatakan “ya”. 

Kecuali aktor-aktor yang terlatih, kita semua lebih jujur berkomunikasi melalui pesan non verbal. 

Hal yang kadang kemudian terjadi adalah double binding dimana ketika pesan non verbal bertentangan dengan pesan verbal, orang pada akhirnya akan bersandar pada pesan non verbal.

Pesan non-verbal mempunyai fungsi meta komunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi

Fungsi meta komunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan. 

Di atas telah dipaparkan mengenai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi. 

Semua ini menambah kadar informasi dalam penyampaian pesan.

Pesan non verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.

Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. 

Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi (lebih banyak lambang dari yang diperlukan), repetisi, ambiguity, dan abstraksi. 

Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal daripada secara nonverbal.

Pesan non verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat

Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau emosi secara tidak langsung. 

Sugesti di sini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implicit. Leathers (1976) menyatakan bahwa jika anda meminta pelayanan seksual dari anak di bawah umur secara verbal, anda dapat menerima hukuman penjara. 

Jika anda melakukan hal yang sama secara non verbal, anda bebas dari hukuman. 

Kita dapat memuji seseorang secara verbal, tetapi mengecam nya secara non verbal. Ini pun sulit dituntut secara hukum.

Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Non Verbal

Kelebihan Komunikasi Non Verbal

  • Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non verbal ketimbang pesan verbal. 
  • Pesan non verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Sehingga pesan nonverbal memiliki kesahihan (realiabilitas) tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan.
  • Pesan non verbal mempunyai fungsi meta komunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi meta komunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan.
  • Pesan non verbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Karena pesan non verbal tidak harus berpikir panjang dan para audiens dapat menangkap artinya dengan cepat.
  • Pesan non verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
  • Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal.
  • Faktor-faktor non verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.
  • Pesan non verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.

Kekurangan Komunikasi Non Verbal

  • Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
  • Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terencana atau ter-struktur sehingga sulit dipelajari.
  • Proses belajar yang dialami seseorang untuk dapat melakukan perilaku non verbal sulit dijelaskan.


Demikianlah penjelasan mengenai sebuah artikel yang membahas tentang Pengertian Komunikasi Non Verbal dan Penjelasan Lengkapnya, semoga dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Salam Satu Data Pendidikan Indonesia.

Post a Comment for "Pengertian Komunikasi Non Verbal dan Penjelasan Lengkapnya"