Tripusat Pendidikan adalah Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Table of Contents

Tripusat-Pendidikan-adalah-Konsep-Pendidikan-Ki-Hajar-Dewantara
gambar: kemdikbud

Selamat datang di Blog Akoenk '97, Blog tentang Info Dapodik & Pendidikan. Pada artikel kali ini, admin akan membahas tentang Konsep Pendidikan yang telah dikemukakan atau dipopulerkan oleh Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional) yaitu tentang Tripusat Pendidikan. 

Pendidikan sangatlah penting untuk kehidupan setiap manusia. Karena pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dalam dirinya dan masyarakat.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat.

Pengertian Tripusat Pendidikan

Proses pendidikan bermula dari pelatihan akhlak mulia dengan memberi Uswah Al Hasanah, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan daya nalar serta ketrampilan yang mendukung masa depan. 

Berkaitan dengan pendidikan, maka lingkungan sangatlah berpengaruh dalam perkembangan kepribadian, dan lingkungan pendidikan tersebut dikenal dengan istilah Tripusat Pendidikan. 

Tripusat pendidikan adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara pendiri Taman Siswa yang diakui sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Tripusat pendidikan yang dimaksudkan disini adalah lingkungan pendidikan ini meliputi “pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan perguruan/ sekolah, dan pendidikan di lingkungan masyarakat/ pemuda”. 

Setiap pribadi manusia yang akan selalu berada dan mengalami perkembangan dalam tiga lingkungan pendidikan tersebut. 

Pada garis besarnya kita mengenal 3 (tiga) lingkungan pendidikan. Tiga lingkungan ini disebut dengan Tripusat Pendidikan. 

Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Ada beberapa hal yang menarik dalam keterangan Ki Hajar Dewantara tentang Tripusat Pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Keinsyafan Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan Pendidikan tidak mungkin tercapai hanya melalui satu jalur.
  • Ketiga pusat pendidikan tersebut harus berhubungan akrab serta harmonis.
  • Alam keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang terpenting dan memberikan pendidikan budi pekerti, agama, dan laku sosial.
  • Perguruan sebagai balai wiyata yang memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan ketampilan.
  • Alam pemuda (yang sekarang diperluas menjadi lingkungan/ alam kemasyarakatan) sebagai tempat sang anak berlatih membentuk watak atau karakter dan kepribadiannya.
  • Dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara ialah usaha untuk menghidupkan, menambah dan memberikan perasaan kesosial-an sang anak.

Ketiga pusat pendidikan sama-sama memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan dan pada dasarnya semua saling berkaitan dan saling kerjasama satu sama lain. 

Ketiganya secara tidak langsung telah mengadakan pembinaan yang erat dalam praktik pendidikan. Kaitan ketiganya dapat dilihat dari:

  • Orang tua melaksanakan kewajibannya mendidik anak di dalam keluarga.
  • Karena keterbatasan orangtua dalam mendidik anak di rumah, dan akhirnya proses pendidikan diserahkan di sekolah.
  • Masyarakat akan menjadi fasilitator bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan ketrampilan nya.

Pendidikan di Lingkungan Keluarga

Pengertian Keluarga

Secara Etimologi, menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah rangkaian perkataan “Kawula” dan “warga”. Kawula tidak lain artinya dari pada "Abdi‟ yakni "hamba‟ sedangkan warga berarti "anggota‟. 

Sebagai abdi di dalam keluarga wajiblah seseorang menyerahkan segala kepentingannya kepada keluarganya. 

Sebaliknya, sebagai warga atau anggota ia berhak sepenuhnya pula untuk ikut mengurus segala kepentingan di dalam keluarganya.

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya, atau keluarga secara garis lurus ke atas atau kebawah sampai dengan derajat ketiga.

Secara luas pengertian keluarga adalah kekerabatan yang dibentuk atas dasar perkawinan dan hubungan darah. Kekerabatan yang berasal dari satu keturunan atau hubungan darah merupakan penelusuran leluhur seseorang, baik melalui garis ayah, ibu, atau pun keduanya. 

Hubungan kekerabatan seperti ini dikenal dalam satu keturunan yang terdiri atas kakek, nenek, ipar, paman, anak, cucu dan sebagainya.

Konsep Pendidikan Keluarga

Lingkungan Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan.

Dalam keluarga pendidikan berlangsung dengan sendirinya dengan tatanan yang berlaku didalamnya, tanpa harus diumumkan dan dituliskan terlebih dahulu serta kehidupan keluarga selalu mempengaruhi perkembangan budi pekerti/ akhlak setiap manusia. 

Pendidikan keluarga diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan, kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.

Justru karena hubungan demikian itu berlangsung hubungan yang bersifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti sangat penting.

Selain itu, pendidikan di dalam lingkungan keluarga muncul disebabkan manusia memiliki naluri asli untuk memperoleh keturunan demi mempertahankan eksistensinya. 

Oleh karenanya manusia selalu mendidik keturunannya dengan sebaik-baiknya menyangkut aspek jasmani dan rohani. 

Setiap manusia memiliki kecakapan dan keinginan untuk mendidik anak anaknya, sehingga hakikat keluarga itu adalah semata-mata pusat pendidikan, meskipun terkadang berlangsung secara amat sederhana dan tanpa disadari, tetapi jelas bahwa keluarga memiliki andil yang terlibat dalam pendidikan anak. 

Melalui pendidikan keluarga, anak diharapkan memiliki pribadi yang mantap, akhlak yang baik dan mandiri untuk menjalani kehidupannya. 

Sehingga dalam hal ini pendidikan keluarga dapat dikatakan sebagai wadah persiapan anak untuk kehidupan bermasyarakat.

Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga

Di dalam keluarga merupakan tempat meletakkan dasar- dasar kepribadian anak yang masih usia muda, karena pada usia ini biasanya anak sangat peka terhadap pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat. 

Maka orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu atau orang yang diserahi tanggung jawab memegang peranan penting terhadap pendidikan anak. 

Oleh karena itu orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anak karena memang merekalah yang mula-mula dikenal oleh anak sejak lahir.

Pelaksanaan fungsi keluarga sebagai lingkungan pendidikan ini merupakan realisasi dari salah satu tanggung jawab yang harus dipikul orang tua. Karena mereka yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya.

Selain itu, melihat peranan ibu terhadap pendidikan anak dalam keluarga sangat penting. Perkembangan watak anak tergantung pada besar kecil dan baik buruknya pengaruh yang ditanamkan oleh para ibu. 

Adapun gambaran peranan seorang ibu sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya dalam pendidikan anak-anaknya dapat disimpulkan sebagai:

  • Sumber dan pemberi rasa kasih sayang.
  • Pengasuh dan pemelihara.
  • Tempat mecurahkan isi hati.
  • Pengatur kehidupan dalam rumah tangga.
  • Pembimbing hubungan pribadi.
  • Pendidik dalam segi-segi emosional.

Demikian pula peranan seorang ayah terhadap pendidikan anak-anaknya sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan tingkah laku mereka. 

Oleh karena itu, apa dan bagaimana tingkah laku yang dilakukan oleh seorang ayah akan berpengaruh pula pada tingkah laku anak-anak. 

Jika kita amati lebih lanjut, maka gambaran fungsi dan tanggung jawab seorang ayah terhadap pendidikan anak-anaknya dapat disimpulkan, sebagai sumber kekuasaan di dalam keluarga, penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar, pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga, pelindung terhadap ancaman dari luar, hakim atau mengadili jika terjadi perselisihan, dan pendidik dari segi-segi rasional.

Maka dari itu, dapat dikatakan keluarga sebagai kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal oleh anak, karena itu disebut Primary Communitymaka pendidikan keluarga berfungsi untuk:

  • Pengalaman pertama masa kanak-kanak.
  • Menjamin kehidupan emosional anak.
  • Menanamkan dasar pendidikan moral/ akhlak.
  • Memberikan dasar pendidikan sosial.
  • Peletakan dasar-dasar keagamaan.

Pendidikan lingkungan keluarga akan memberikan 2 (dua) kontribusi penting terhadap perkembangan anak yaitu: pertama, penanaman nilai dalam pengertian pandangan hidup yang nantinya akan mewarnai perkembangan jasmani dan akalnya. 

Kedua, penanaman sikap yang kelak menjadi dasar bagi kemampuannya menghargai orang tua, guru, pembimbing serta orang yang telah membekalinya dengan pengetahuan. 

Apabila kedua unsur ditransfer dengan baik maka ia akan menjadi dasar anak untuk bisa melanjutkan ke pendidikan sekolah dengan baik karena di dalam dirinya telah tertanam rasa hormat dan penghargaan kepada guru dan ilmu pengetahuan.

Pendidikan di Lingkungan Sekolah

Pengertian Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. 

Guru yang melaksanakan tugas pembinaan, pendidikan dan pengajaran tersebut adalah orang-orang yang dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik, dan memiliki kemampuan melaksanakan tugas kependidikan.

Konsep Pendidikan Sekolah

Konsep pendidikan sekolah menurut pendidikan islam adalah suatu lembaga formal yang efektif untuk mengantarkan anak pada tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan islam. 

Adapun Muhammad Athiyah al Abrasyi dalam HM Djumransjah berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam ialah pembentukan akhlakul karimah adalah tujuan utama pendidikan Islam. 

Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan formal yang efektif untuk mengantarkan anak pada tujuan yang ditetapkan.

Pendidikan sekolah adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang untuk mendewasakan manusia dengan pengajaran yang dilakukan pada suatu lembaga pendidikan dan berperan untuk pembelajaran serta pengajaran. 

Selain itu, pendidikan sekolah dituntut kebijakan-kebijakan sesuai dengan kepribadian manusia.

Maka dari itu tugas guru disamping memberikan ilmu pengetahuan juga mendidik anak agar memiliki akhlak  yang baik. 

Dalam pemilihan lingkungan pendidikan sekolah yang merupakan lanjutan dari pendidikan orang tua itu juga tetap perlu mendapat perhatian. 

Karena di dalam memilih wadah pendidikan formal faktor agama tetap harus menjadi prioritas utama karena pada akhirnya semua penyerapan ilmu anak harus berorientasi kepada konsep pendidikan yang bertujuan akhir penghambaan diri kepada Allah dan memiliki perilaku yang mengantarkan manusia menjalankan syari'at Allah.

Fungsi dan Peranan Pendidikan Sekolah

Sekolah yang merupakan pelengkap pendidikan keluarga ini, memiliki peran dan fungsi pendidikan sekolah yang sangat penting sesudah keluarga. 

Menurut Muhammad Athiyah al Abrasyi yang dikutip dalam bukunya HM. Djumransyah, pendidikan sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian mulia serta pikiran yang cerdas sehingga nantinya akan menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat sesuai dengan tuntutan dan tata laku masyarakat yang berlaku seiring dengan tujuan pendidikan seumur hidup.

Menurut Young pai dalam Arif Rohman paling tidak, ada 2 (dua) fungsi utama pendidikan sekolah (primary function of school) yaitu; sebagai instrumen untuk mentransmisikan nilai-nilai sosial masyarakat (do transit society values) dan sebagai agen untuk transformasi sosial (do De The agent of Social transform).

Namun, jika kita menengok kembali ke konsep pendidikan islam fungsi utama lembaga pendidikan sekolah adalah sebagai media untuk merealisasikan pendidikan berdasarkan akidah dan syariat islam demi terwujudnya penghambaan diri kepada Allah, sikap mengEsakan serta pengembangan setiap bakat dan potensi manusia sesuai firtahnya (bertauhid) sehingga manusia akan terhindar dari penyimpangan yang tidak dibenarkan agama.

Selain itu, adapun fungsi sekolah sebagai pendidikan formal adalah, sebagai berikut:

  • Membantu mempersiapkan anak-anak agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan keahlian yang dapat digunakan dalam hidupnya.
  • Membantu mempersiapkan anak agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah hidupnya.
  • Meletakkan dasar-dasar hubungan sosial yang harmoni dan manusiawi agar anak mampu mewujudkan realisasi dirinya secara bersama di dalam masyarakat yang dilindungi Allah swt.

Menurut Wahyudi dalam buku Rulam Ahmadi (Pengantar Pendidikan), sekolah memiliki fungsi:

  • Fungsi Transmisi Kebudayaan, yang dibedakan menjadi dua macam. Kedua transmisi tersebut dikategorikan menjadi:
  • Transmisi Pengetahuan dan Ketrampilan.
  • Transmisi Sikap, Nilai dan Norma.
  • Fungsi memilih dan mengajarkan Peranan Sosial.
  • Fungsi Integrasi Sosial.
  • Fungsi Inovasi Sosial.
  • Fungsi Pengembangan Kepribadian Anak.

Pendidikan di Lingkungan Masyarakat

Pengertian masyarakat

Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan akan persatuan dan kesatuan serta bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.

Dalam kata lain masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan, medan kehidupan manusia yang majemuk, dan manusia berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.

Konsep Pendidikan Masyarakat

Pendidikan masyarakat terjadi ketika lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar pendidikan formal atau sekolah. 

Pendidikan masyarakat terjadi secara tidak langsung, dalam arti anak mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai-nilai kesusilaan dan keagamaan didalam masyarakat.

Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya. 

Pemimpin masyarakat muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak didiknya menjadi anggota yang taat patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan keluarga, anggota sepermainannya, kelompok kelas dan sekolahnya.

Menurut pendidikan Islam, konsep pendidikan masyarakat adalah usaha untuk meningkatkan mutu dan kebudayaan agar terhindar dari kebodohan. 

Usaha-usaha tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, sehingga diharapkan adanya rasa memiliki dari masyarakat dan akan membawa pembaharuan dimana masyarakat memiliki tanggung jawab terlebih-lebih untuk meningkatkan kualitas pribadi ilmu, ketrampilan, kepekaan perasaan dan kebijaksanaan. Dengan kata lain peningkatan wawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Fungsi dan Peranan Pendidikan Masyarakat

Fungsi dan peran masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya. 

Pendidikan yang masyarakat bersifat non formal yaitu yang sengaja diselenggarakan oleh badan atau lembaga dalam masyarakat yang berfungsi mendidik, seperti: masjid (remas), organisasi pemuda, karang taruna, kursus-kursus, dan lain-lain.

Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni sebagai berikut:

  • Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah).
  • Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
  • Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility).

Perlu pula diingat bahwa, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya. 

Dari tiga hal tersebut di atas, yang kedua dan ketigalah yang terutama menjadi kawasan dari kajian masyarakat sebagai pusat pendidikan. 

Namun perlu ditekankan bahwa tiga hal tersebut hanya dapat dibedakan, sedangkan dalam kenyataan sering sukar dipisahkan.

Terima Kasih.

Salam Literasi!

Salam Satu Data Pendidikan Indonesia.

Daftar Pustaka

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Laksbang Mediatama, 2011.

Fudyartanta, Buku Ketaman Siswaan, Yogyakarta: tp. 1990.

HM. Djumransjyah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali Tradisi Mnegukuhkan Eksistensi, Malang: UIN Makang Press, 2007.

Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al Qur’an, Yogyakarta: Teras, 2010.

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Karya, 1985.

Nasution S, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Muhammad As Said, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Mira Pustaka, 2011.

Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, Yokyakarta: Ar-Rum Media, 2014.

Uyoh Saduloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), Bandung: Alfabet, 2010.

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2011.

Post a Comment