Hubungan antara Keterampilan Berpikir Kritis dan Pembelajaran

Table of Contents

Berpikir Kritis dan Pembelajaran


INFO DAPODIK & PENDIDIKAN. Berbagai hasil penelitian pendidikan menunjukkan bahwa berpikir kritis mampu menyiapkan peserta didik berpikir pada berbagai disiplin ilmu, serta dapat dipakai untuk menyiapkan peserta didik untuk menjalani karir dan kehidupan nyatanya.

Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan telah diketahui berperan dalam perkembangan moral, perkembangan sosial, perkembangan mental, perkembangan kognitif.

Di banyak negara, berpikir kritis telah menjadi salah satu kompetensi dari tujuan pendidikan, bahkan sebagai salah satu sasaran yang ingin dicapai. 

Hal tersebut dilatarbelakangi kajian-kajian yang menunjukkan bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan telah diketahui berperan dalam perkembangan moral, perkembangan sosial, perkembangan mental, perkembangan kognitif, dan perkembangan sains (Hashemi dkk, 2010). 

Kemampuan berpikir kritis tersebut seyogyanya dikembangkan sejak dini melalui pembelajaran. 

“Berpikir kritis bisa dipelajari, bisa diperkirakan, dan bisa diajarkan (Peter A. Facione, 2010).”

Ketrampilan berpikir kritis adalah potensi intelektual yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran. 

Setiap manusia memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi pemikir yang kritis karena sesungguhnya kegiatan berpikir memiliki hubungan dengan pola pengelolaan diri (self organization) yang ada pada setiap mahluk di alam termasuk manusia sendiri. 

Terdapat suatu anggapan yang penting bagi kita untuk tidak hanya belajar berpikir kritis, tetapi juga mengajarkan berpikir kritis kepada orang lain. 

Anggapan tersebut sangat penting karena bagi seseorang untuk bisa berhasil di dalam bidang apa pun, dia harus memiliki kecakapan untuk berpikir kritis, dia harus bisa menalar secara induktif dan deduktif, seperti kapan dia melakukan kritik dan mengkonsumsi ide-ide atau saran-saran. 

Kecakapan-kecakapan berpikir kritis ini biasa dikenal sebagai sebuah tujuan pendidikan yang penting, dan dianggap sebagai sebuah hasil yang diinginkan dari semua kegiatan manusia (Samsudin, 2009).

Dapatkah kita melahirkan siswa-siswa yang mampu berpikir kritis atau sebagai pemikir kritis-pemikir kritis? 

Pemikir kritis, biasanya mempunyai ciri-ciri tertentu, misalnya adalah sebagai berikut: 

  • Mau mengakui bahwa informasi dan pengetahuan yang ia miliki masih kurang, salah atau tidak didukung oleh fakta nyata atau bukti dan alasan yang kuat, atau dengan kata lain ia mau mengakui ide orang lain yang lebih rasional, 
  • Cenderung mengarah pada upaya untuk memecahkan masalah atau mencari solusi, 
  • Mampu menunjukkan kriteria dalam menganalisis suatu masalah, 
  • Mampu menjadi pendengar aktif dan memberikan feedback rasinal setelahnya,
  • Sabar menahan untuk memberikan komentar atau menilai sebelum memperoleh fakta, data, dan informasi yang jelas dan lengkap untuk mengambil kesimpulan, 
  • Mau menolak informasi jika tidak didukung oleh argumen, data, fakta yang jelas. 

Mengutip pendapat Scriven dan Paul (2007), Filsaime (2008) mengungkapkan bahwa pemikir kritis yang ideal adalah sebagai berikut:

  • memiliki rasa ingin tahu yang besar, 
  • aktual, 
  • nalarnya dapat dipercaya, 
  • berpikiran terbuka, 
  • fleksibel, 
  • seimbang dalam mengevaluasi, 
  • jujur dalam menghadapi prasangka personal, 
  • berhati-hati dalam membuat keputusan, 
  • bersedia mempertimbangkan kembali, 
  • transparan terhadap isu, 
  • cerdas dalam mencari informasi yang relevan, 
  • beralasan dalam memilih kriteria, 
  • fokus dalam inkuiri, dan 
  • gigih dalam mencari temuan. 

Bentuk sederhananya, berpikir kritis didasarkan pada nilai-nilai intelektual universal, yaitu sebagai berikut: 

  • kejernihan, 
  • keakuratan, 
  • ketelitian (presisi), 
  • konsistensi, 
  • relevansi, 
  • fakta-fakta yang reliabel, 
  • alasan-alasan yang baik, dalam, luas, dan sesuai.

Demikian paparan singkat mengenai Hubungan antara Keterampilan Berpikir Kritis dan Pembelajaran, semoga bermanfaat.

Terima Kasih.

Salam Satu Data Pendidikan Indonesia.

Post a Comment