Widget HTML #1

Isu-Isu Kesehatan pada Jenjang SMP

Isu-Isu Kesehatan


INFO DAPODIK & PENDIDIKAN - Isu-isu kesehatan adalah berbagai masalah atau pun kondisi kesehatan yang perlu diselesaikan dan menjadi perhatian bersama.

 

Berdasarkan berbagai data dan kebijakan kesehatan anak usia sekolah dan remaja, ada beberapa isu kesehatan di jenjang SMP yang perlu menjadi perhatian bersama dan direspon dalam berbagai kegiatan UKS.

Berikut di bawah ini penjelasan dari beberapa Isu-Isu Kesehatan pada Jenjang SMP, silahkan disimak ya.

Kesehatan Reproduksi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, bahwa definisi kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. 

Remaja perlu mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang bertujuan untuk mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi nya, serta mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab. 

Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah adalah proses pengajaran dan pembelajaran berbasis kurikulum yang mencakup aspek kognitif, emosional, fisik, dan sosial dari kesehatan reproduksi. 

Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah sangat penting dilaksanakan dan menjadi salah satu prioritas dalam kegiatan UKS yang perlu dilakukan secara komprehensif untuk membekali peserta didik dengan informasi yang akurat (pengetahuan/ knowledge), mengembangkan keterampilan (life skills), membentuk sikap dan nilai-nilai (attitude and valuespositif.

Selain pendidikan kesehatan reproduksi remaja di sekolah, peserta didik juga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang diberikan dengan menggunakan penerapan pelayanan kesehatan peduli remaja. 

Pemberian pelayanan kesehatan reproduksi remaja harus disesuaikan dengan masalah dan tahapan tumbuh kembang remaja serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender, mempertimbangkan moral, nilai agama, perkembangan mental, dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Pelayanan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan melalui pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi, konseling, serta pelayanan klinis medis. 

Adapun pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi meliputi materi sebagai berikut: 

  • Pendidikan keterampilan hidup sehat;
  • Ketahanan mental melalui keterampilan sosial; 
  • Sistem, fungsi, dan proses reproduksi; 
  • Perilaku seksual yang sehat dan aman; 
  • Perilaku seksual berisiko dan akibatnya;
  • Keluarga berencana; dan
  • Perilaku berisiko lain atau kondisi kesehatan lain  yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. 

Konseling dilaksanakan dengan memperhatikan privasi dan kerahasiaan, dan dilakukan oleh tenaga kesehatan, konselor, dan konselor sebaya yang memiliki kompetensi sesuai dengan kewenangannya. 

Pelayanan klinis termasuk deteksi dini penyakit/ screening, pengobatan, dan rehabilitasi. 

Pemberian materi komunikasi, informasi, dan edukasi dilaksanakan melalui proses pendidikan formal dan non formal serta kegiatan pemberdayaan remaja sebagai pendidik sebaya atau konselor sebaya. 

Pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi penting untuk membentuk remaja yang sehat dan bertanggung jawab.

Gizi

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. 

Remaja perlu menerapkan gizi seimbang supaya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan terhindar dari masalah gizi. 

Gizi seimbang yaitu susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal.

4 Pilar Gizi Seimbang

Berikut di bawah ini adalah 4 pilar gizi seimbang:

  • Mengonsumsi aneka ragam makanan.
  • Membiasakan perilaku hidup bersih.
  • Memantau berat badan secara teratur.
  • Melakukan aktivitas fisik.

10 Pesan Gizi Seimbang

Berikut di bawah ini adalah 10 pesan gizi seimbang:

  • Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok.
  • Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan berlemak.
  • Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal.
  • Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.
  • Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir. 
  • Biasakan sarapan setiap hari.
  • Perbanyak makan sayuran dan cukup buah-buahan.
  • Biasakan minum air putih yang cukup dan aman.
  • Biasakan membaca label pada kemasan pangan.
  • Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.

Kebersihan Diri dan Sanitasi

Kebersihan Diri

Kebersihan diri adalah kesehatan diri seseorang yang bersih dari segala penyakit yang berasal dari dalam tubuh diri sendiri dan lingkungan sekitar. 

Diri dan lingkungan yang bersih dapat membantu peserta didik terhindar dari penyakit. 

Untuk menjaga diri dan lingkungan yang sehat, anak usia sekolah dan remaja dapat menerapkan PHBS. 

Sehingga, peserta didik secara sadar melakukan kegiatan sehari-hari dengan menerapkan prinsip hidup bersih dan sehat. 

Manfaat dari PHBS adalah setiap orang menjadi sehat dan tidak mudah sakit, serta tumbuh sehat dan cerdas.

8 Indikator PHBS

Berikut adalah 8 Indikator PHBS:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
  • Mengonsumsi jajanan sehat yang rendah garam, gula dan lemak di kantin sekolah. 
  • Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
  • Olahraga yang teratur. 
  • Memberantas jentik nyamuk. 
  • Tidak merokok. 
  • Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
  • Membuang sampah pada tempatnya.

Sanitasi

Sanitasi adalah pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia, baik fisik maupun mental. 

Komponen sanitasi terdiri dari sarana prasarana, perilaku hidup bersih dan sehat dan manajemen sanitasi sekolah. 

Sarana prasarana sanitasi sekolah meliputi ketersediaan air bersih, jamban sehat, sarana cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, pembuangan limbah cair, dan pengelolaan sampah.

Perilaku hidup bersih dan sehat terkait sanitasi meliputi cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, buang air kecil dan besar di jamban, mengkonsumsi makanan dan jajanan yang sehat dan bergizi, mengelola sampah serta melaksanakan manajemen kebersihan menstruasi. 

Sedangkan manajemen sanitasi sekolah meliputi perencanaan dan penganggaran untuk memastikan perawatan, pembinaan dan peningkatan kapasitas dalam mencapai sanitasi sekolah yang baik.

Kekerasan dan Cidera

Kekerasan

Tindak kekerasan adalah perilaku yang  dilakukan secara fisik, psikis, seksual, dalam jaringan (daring), atau melalui buku ajar yang mencerminkan tindakan agresif dan penyerangan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan mengakibatkan ketakutan, trauma, kerusakan barang, luka/ cedera, cacat, dan atau kematian. 

Salah satu bentuk kekerasan yang sering dialami oleh remaja adalah perundungan atau bullying.

Jenis-jenis Tindak Kekerasan

Berikut di bawah ini adalah beberapa jenis dari perilaku tindak kekerasan:

  • Pelecehan merupakan tindakan kekerasan secara fisik, psikis atau daring; 
  • Perundungan merupakan tindakan mengganggu, mengusik terus-menerus, atau menyusahkan;
  • Penganiayaan merupakan tindakan yang sewenang-wenang seperti penyiksaan dan penindasan; 
  • Perkelahian merupakan tindakan dengan disertai adu kata-kata atau adu tenaga;
  • Perpeloncoan merupakan tindakan pengenalan dan penghayatan situasi lingkungan baru dengan mengendapkan (mengikis) tata pikiran yang dimiliki sebelumnya;
  • Pencabulan merupakan tindakan, proses, cara, perbuatan keji dan kotor, tidak senonoh, melanggar kesopanan dan kesusilaan; 
  • Tindak kekerasan atas dasar diskriminasi terhadap suku, agama, ras, dan/atau antar golongan (SARA) merupakan segala bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada SARA yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan, pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan atas hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan;
  • Pemerasan merupakan tindakan, perihal, cara, perbuatan memeras;
  • Pemerkosaan merupakan tindakan, proses, perbuatan, cara menundukkan dengan kekerasan, memaksa dengan kekerasan, dan/atau menggagahi;
  • Tindak kekerasan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Cedera

Cedera adalah kondisi cacat atau luka akibat perselisihan, pertengkaran, atau kecelakaan. 

Remaja rentan mengalami cedera karena beberapa aktivitas berikut:

Perkelahian & Tawuran

Perkelahian & Tawuran di kalangan pelajar yang merupakan bentuk kekerasan yang tidak dapat dibenarkan. 

Remaja harus menghindari perkelahian dan  tawuran diantaranya melalui cara menghormati dan menghargai teman lain serta melakukan persaingan  yang sehat dan positif.

Perundungan

Perundungan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh  satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk  menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. 

Berkendara di Jalan

Beberapa tips untuk menghindari  cedera di jalan adalah mengendarai motor atau mobil  hanya setelah remaja memiliki SIM, menggunakan helm pada saat berkendara, menggunakan sabuk  pengaman serta tidak menggunakan gadget pada  saat berkendara.

NAPZA

NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. 

Sedangkan narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang yang lebih populer di masyarakat. 

Pengetahuan tentang NAPZA dibutuhkan untuk meng-edukasi peserta didik agar terhindar dari penyalahgunaan nya.

Jenis-Jenis NAPZA

Stimulan

Stimulan adalah obat-obatan yang dapat merangsang atau meningkatkan kerja susunan saraf pusat dan membuat pengguna merasa lebih segar, lebih waspada, dan percaya diri. 

Obat-obatan stimulan meliputi: kokain, amfetamin, sabu-sabu/ ekstasi, dan nikotin pada rokok.

Depresan

Depresan adalah obat yang dapat menurunkan atau menekan kerja susunan saraf pusat, walaupun tidak selalu membuat pengguna menjadi merasa tertekan. 

Obat depresan meliputi: alkohol, opiat, opioid, heroin, morphine, codein metadon, petidin, dan palfium, Cannabis (daun ganja) dan sebagainya. 

Halusinogen

Halusinogen adalah obat yang dapat menyebabkan terjadinya halusinasi. 

Halusinasi ialah gangguan/ penyimpangan persepsi dari kenyataan. 

Pengguna dapat mengalami gangguan atau distorsi dari persepsi pendengaran, persepsi penglihatan, misalnya objek yang kecil menjadi besar. 

Efek dari halusinogen sulit diprediksi, tergantung dari suasana hati pengguna. 

Obat halusinogen meliputi: Lysergic Acid Diethylamide (LSD), magic mushroom, mecaline, ekstasi, sabu-sabu dan mariyuana (ganja).

Risiko Penyalahgunaan NAPZA

Berikut adalah beberapa risiko dari penyalahgunaan NAPZA:

  • Kerusakan organ vital termasuk otak, jantung, paru- paru, hati, ginjal, dan organ reproduksi. 
  • Keracunan dengan berbagai tanda dan gejala seperti  mual, muntah, pusing, kejang, gemetar, jantung berdebar, nyeri dada, denyut jantung meningkat, suhu badan  naik, tekanan darah tinggi, pupil melebar sampai koma (catatan: setiap jenis NAPZA dan dosis yang digunakan mempunyai dampak keracunan yang berbeda).
  • Sakaw yaitu keadaan penderitaan sakit sekali sekujur  tubuh, gabungan dari rasa sakit/ nyeri yang hebat, juga  disebabkan karena gejala putus obat khusus (misalnya  heroin/ putaw).
  • Gangguan psikis seperti gelisah, cemas, takut, curiga,  waspada berlebihan, panik, bingung, mudah tersinggung, depresi, gembira berlebihan, agresif, gangguan  daya ingat, gangguan nalar dan konsentrasi, banyak  bicara, gangguan kesadaran dan perilaku. 
  • Kehidupan sosial memburuk, prestasi sekolah mundur  bahkan bisa berhenti sekolah, hubungan keluarga  memburuk, bahkan bisa mengarah pada kegiatan  kriminal karena mencuri untuk membeli NAPZA.

Strategi pencegahan dan penanggulangan NAPZA pada remaja

1. Pengenalan diri

2. Pendekatan keluarga

3. Pendekatan pertemanan

4. Pendekatan pendidikan

5. Pendekatan agama

6. Pendekatan hukum

7. Pendekatan sosial

IMS, HIV/ AIDS, dan Penyakit Menular Lainnya 

Peserta didik harus diberikan pemahaman yang utuh pada fenomena penyakit menular dari perilaku seksual yang tidak sehat. 

Penyakit tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Infeksi Menular Seksual (IMS)

IMS adalah sekumpulan penyakit akibat infeksi yang pada umumnya ditularkan melalui kontak alat kelamin. 

Ada IMS yang segera menunjukkan gejala dan tanda, namun ada juga yang pada tahap awal tidak menunjukkan gejala sama sekali, seperti HIV dan Hepatitis, dan hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah di layanan kesehatan. 

Penyebab IMS adalah sebagai berikut:

  • Bakteri: Gonore (kencing nanah), Sifilis (raja singa) 
  • Virus: Herpes genital, HIV, Hepatitis B, Hepatitis C,  Kutil kelamin
  • Jamur: Keputihan 
  • Parasit: Kutu kelamin 
  • Protozoa: Trikomoniasis (keputihan).

IMS ditularkan melalui kontak alat kelamin, baik yang melibatkan penetrasi alat kelamin maupun yang tidak (misalnya, sentuhan/ gesekan tanpa penetrasi), antara orang yang sudah memiliki IMS dengan pasangan seks nya. 

IMS juga dapat ditularkan melalui kontak darah dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin atau bayinya, yaitu HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Sifilis. 

Pencegahan IMS dapat dilakukan melalui abstinence yaitu menghindari hubungan seksual (kontak alat kelamin), baik yang melibatkan penetrasi alat kelamin maupun yang tidak (misalnya, sentuhan/ gesekan tanpa penetrasi) diluar pernikahan. 

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menyebabkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

HIV AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menyebabkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

HIV menular melalui: hubungan seks berisiko, penggunaan alat suntik bersama yang tidak steril, kehamilan, persalinan, menyusui dan transfusi darah.

Akan tetapi, HIV tidak menular melalui: gigitan nyamuk atau serangga lainnya, bersalaman, berangkulan, bersekolah/ sekelas bersama ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS), berteman/ bergaul dengan ODHA, tinggal bersama ODHA, makan bersama atau menggunakan perlengkapan makan yang sama dan aktivitas/ kontak sosial lainnya.

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena menurunnya daya tahan tubuh akibat infeksi HIV seseorang yang terinfeksi HIV hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah (tes HIV). 

HIV dan AIDS bukan penyakit keturunan atau kutukan dan sudah ada obatnya karena sama dengan penyakit kronis lainnya (misalnya, darah tinggi dan diabetes). 

Seseorang yang terinfeksi HIV masih dapat beraktivitas normal seperti orang yang tidak terinfeksi  dengan minum obat Antiretroviral (ARV) secara teratur. 

HIV tidak mudah menular karena hanya ada 3 (tiga) cairan tubuh yang memiliki konsentrasi virus cukup banyak untuk menularkan HIV ke orang lain, yaitu: cairan kelamin: cairan vagina dan air mani (semen), darah, air susu ibu (ASI).

HIV dapat dicegah dengan pendekatan ABCDE, yaitu:

Abstinence. Menghindari kontak alat kelamin, baik yang melibatkan penetrasi alat kelamin maupun yang tidak (misalnya, sentuhan/ gesekan tanpa penetrasi).

Be faithful. Berhubungan seks hanya dengan satu orang saja. 

Condom. Bagi kelompok yang berperilaku berisiko secara konsisten menggunakan pelindung alat kelamin (kondom).

Drugs. Tidak Menggunakan NAPZA.

Education & Equipment. Penyampaian informasi yang benar dan penyediaan alat-alat pencegahan penularan HIV terutama bagi tenaga Kesehatan.

Untuk remaja, pencegahan HIV AIDS terbaik adalah dengan abstinence.

Penyakit Menular Lainnya

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit. 

Sedangkan penanggulangan penyakit menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/ wabah.

Isu-Isu Kesehatan
Isu-Isu Kesehatan pada Jenjang SMP

Penanggulangan penyakit menular dilakukan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan yang dilakukan melalui kegiatan: promosi kesehatan, surveilans kesehatan, pengendalian faktor risiko, penemuan kasus, penanganan kasus, pemberian kekebalan (imunisasi), pemberian obat pencegahan secara massal dan kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular atau PTM, didefinisikan sebagai penyakit yang tidak dapat menular dari satu orang kepada orang lain, melalui bentuk kontak apapun. 

Remaja perlu memahami konsep 5x5 dalam penyakit tidak menular.

Konsep 5x5 yaitu 5 penyakit tidak menular dan 5 faktor risiko yang menyebabkannya. 

Faktor risiko ini saling berkaitan satu sama lain, sehingga penting untuk mengetahui dan menghindari semua perilaku tersebut.

Jenis-jenis Penyakit Tidak Menular

Berikut di bawah ini adalah jenis-jenis Penyakit Tidak Menular:

Penyakit jantung dan pembuluh darah  

Penyakit ini adalah penyebab kematian terbanyak di dunia. 

Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah  penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, dan gagal  jantung. 

Kanker

Beberapa jenis kanker yang paling sering ditemui antara lain kanker payudara, kanker hati, dan kanker paru-paru.

Penyakit saluran nafas kronis

Didefinisikan sebagai penyakit saluran nafas dan atau struktur lain di paru-paru, termasuk asma, alergi, dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK).

Diabetes melitus

Diabetes adalah penyakit yang timbul karena salah satu organ tubuh (pankreas) tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah cukup (diabetes tipe 1), atau tubuh kita  tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif (diabetes tipe 2). 

Penyakit jiwa

Ada berbagai macam jenis penyakit jiwa, dengan gejala yang bervariasi. 

Biasanya hal ini terlihat dari adanya pikiran-pikiran, persepsi emosi, perilaku, dan hubungan antar personal yang abnormal.

5 Faktor risiko penting yang terkait dengan Penyakit Tidak Menular

1. Merokok

Merokok itu sangat berbahaya bagi tubuh  kita. Asap rokok itu bisa bertahan di udara  dan terhisap oleh orang lain, menyebabkan  mereka menjadi perokok pasif. 

Selain itu,  asap rokok juga bisa menempel dipermukaan dan baju, sehingga bisa berbahaya bagi  orang lain. 

Asap rokok mengandung nikotin, yang merupakan bahan psikoaktif yang  membuat orang ketagihan. 

Yuk, hindari dari  perilaku merokok, dan bantu orang sekitar kita untuk berhenti merokok.

2. Diet tidak sehat

Biasakan mengkonsumsi makanan sesuai dengan Isi Piringku. Ingatlah untuk membagi piring kita menjadi dua. 

Isi bagian piring yang lebih besar (2/3 dari setengah piring dengan masing-masing  makanan pokok dan sayuran; lalu sepertiga dari setengah piring masing-masing  dengan lauk pauk dan buah-buahan).

Jangan lupa untuk mengkonsumsi setidaknya sayur dan buah dalam 5 kali sajian  sehari. 

Batasi juga asupan gula, garam,  dan lemak dan jangan lupa timbang  berat badan setiap tanggal 1.

3. Kurang aktif secara fisik

Memastikan remaja untuk melakukan aktifitas fisik  minimal 30 menit setiap harinya. 

Aktivitas ini bisa berupa kegiatan membantu orang tua dalam pekerjaan rumah tangga (menyapu, mengepel, mencuci motor ayah, mencuci sepeda dan sepatu di akhir minggu, dan lainnya) atau olahraga (jalan kaki, lari, sepeda, bermain bulutangkis, dan lainnya).

4. Mengonsumsi alkohol 

Mengonsumsi alkohol juga tidak kalah berbahayanya bagi kesehatan kita, jika dibandingkan dengan rokok. 

Alkohol dapat merusak semua organ dan berbagai sistem dalam tubuh kita. 

Konsumsi alkohol telah dihubungkan sebagai penyebab penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit hati, dan kanker. 

5. Polusi udara

Polusi udara bisa terjadi baik di dalam maupun di luar ruangan. Polusi udara merupakan penyebab yang tidak kalah pentingnya sebagai faktor risiko PTM.

Pencegahan Penyakit Tidak Menular dapat dilakukan dengan CERDIK, yaitu:

Cek Kesehatan Secara Berkala. 

Pada umumnya penyakit tidak menular ini bisa dicek sedini mungkin. Jika sejak dini sudah diketahui apa penyakitnya, bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan lebih lanjut. 

Enyahkan Asap Rokok. 

Fakta kesehatan mengungkap jika asap rokok tidak bagus untuk perokok aktif maupun pasif.

Rajin Aktivitas Fisik. 

Bisa apa saja, tujuannya yakni untuk membakar kalori. Kalori yang didapatkan dari makanan harus sesuai dengan apa yang kita keluarkan, kalau tidak, bisa menumpuk dan mengakibatkan metabolisme yang bersifat negatif. 

Dianjurkan setiap hari rutin melakukan aktivitas fisik selama kurang lebih 30 menit baik jogging atau pun olahraga lainnya.

Diet Sehat. 

Dengan kalori seimbang diet bukan berarti tidak makan makanan yang mengandung lemak, gula, dan lainnya. 

Namun diet di sini artinya mengatur asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari. 

Cukup penting untuk mengonsumsi sayur dan buah dengan porsi yang cukup setiap hari. 

Istirahat yang Cukup. 

Istirahat juga menjadi cara untuk mencegah mengidap penyakit tidak menular. 

Minimal dengan melakukan pola hidup sehat, masyarakat bisa melakukan pencegahan dini terhadap penyakit tidak menular.

Kelola Stres. 

Pada huruf terakhir CERDIK, kelola stres juga menjaga peran penting. 

Setiap orang hidup pasti memiliki masalah sendiri-sendiri, untuk terhindar dari penyakit stres, masyarakat bisa melakukan curhat. 

Sebab stres pada tingkat tertentu bisa menyerang fisik.

Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut dapat menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan/ stres, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitas nya sebagai manusia tertentu. 

Kesehatan mental dapat di bentuk melalui Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) yang merupakan kemampuan psikososial seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif. 

PKHS berperan besar dalam membantu remaja mengatasi masalah kesehatan remaja.

10 Keterampilan Hidup Sehat

Berikut di bawah ini adalah 10 keterampilan hidup sehat yang wajib diketahui dan praktikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Kesadaran Diri

Kesadaran diri adalah keterampilan pengenalan terhadap diri, sifat, karakter, kekuatan dan kelemahan, serta pengenalan akan hal yang disukai dan dibenci. 

2. Empati 

Empati adalah kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiri. 

3. Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah kemampuan yang dapat menolong kita berinteraksi dengan sesama secara positif dan harmonis.

4. Komunikasi Efektif 

Komunikasi efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan gagasan sehingga dimengerti oleh orang lain mau pun kelompok di lingkungan nya. 

5. Berpikir Kritis 

Berpikir kritis  adalah kemampuan untuk menganalisis informasi dan pengalaman secara objektif. 

6. Berpikir Kreatif 

Berpikir kreatif adalah kemampuan membuat ide baru dengan menganalisis informasi dan berbagai pengalaman, untuk menciptakan sesuatu yang berbeda, termasuk menemukan cara yang kreatif untuk menolak ajakan negatif teman sebaya. 

7. Pengendalian Emosi 

Pengendalian emosi  adalah kemampuan untuk meredam gejolak emosi sehingga tersalurkan dalam perilaku yang terkendali.

8. Pemecahan Masalah 

Pemecahan masalah adalah suatu kemampuan yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan permasalahan secara konstruktif (bersifat membina, memperbaiki dan membangun).

9. Mengatasi Stres 

Mengatasi stres adalah kemampuan pengenalan sumber yang menyebabkan stres dalam kehidupan, bagaimana efeknya dan cara mengontrol diri terhadap stres.

10. Pengambilan Keputusan 

Pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk menentukan pilihan yang tepat secara konstruktif dari berbagai alternatif yang ada.

COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru

Virus SARS-CoV-2 atau virus corona menyerang sistem pernapasan manusia dan menimbulkan gangguan ringan sampai berat, bahkan kematian. 

Remaja memiliki imunitas yang lebih baik sehingga dapat terpapar COVID-19 tanpa menunjukkan gejala (asimtomatik), tetapi berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi orang-orang di sekitarnya. 

Gejala umum yang terjadi adalah rasa tidak nyaman dan nyeri, nyeri tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata merah), sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki. 

Sedangkan gejala serius berupa kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan pada dada dan hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak.

COVID-19 ditularkan melalui cipratan liur (droplet) yang dikeluarkan seseorang dari mulut atau hidung ketika bersin, batuk, bahkan saat berbicara. 

Droplet dapat jatuh dan menempel pada benda-benda di sekitar kita. 

Oleh karenanya, tangan kita berpotensi menjadi jalur transmisi penularan COVID-19 jika menyentuh hidung, mulut, dan mata. 

Agar terhindar dari penularan COVID-19, adaptasi kebiasaan baru penting untuk diterapkan sehari-hari. 

Disiplin memakai masker, setiap ber-aktifitas dan berinteraksi dengan orang lain:

  • Jaga jarak aman (minimal 1–2 meter dengan orang lain).
  • Sering cuci tangan dengan benar, selama 20 detik atau menggunakan hand sanitizer.
  • Hindari kerumunan dan tingkatkan imunitas tubuh.

Adapun dalam melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka dilakukan melalui: 

  • Penyediaan alat-alat protokol kesehatan dan kegiatan mitigasi resiko penularan COVID-19 sebagai persiapan pembelajaran tatap muka. 
  • Menyusun tata tertib aktivitas warga sekolah dalam pembelajaran tatap muka pada masa pandemi. 
  • Sosialisasi program vaksinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, koordinasi, melakukan pendataan dan mendampingi atau memfasilitasi proses vaksinasi.

Demikianlah pembahasan panjang lebar mengenai Isu-Isu Kesehatan pada Jenjang SMP, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Terima Kasih.

Salam Satu Data Pendidikan Indonesia.

Post a Comment for "Isu-Isu Kesehatan pada Jenjang SMP"